Menteri Kehutanan (Menhut), MS Kaban menegaskan, pembangunan jalan Singkil-Kuala Baru, Aceh Singkil menuju Bulohseuma, Aceh Selatan segera dibangun untuk membuka keterisoliran masyarakat di daerah itu.
Menhut memberikan rekomendasi untuk segera dilakukan pembangunan jalan dimaksud sehingga kehidupan masyarakat di kawasan itu menjadi lebih baik. "Jalan ini harus segera dibangun dengan kualitas yang baik," tegas Menhut MS Kaban ketika berdialog dengan masyarakat Kuala Baru dan Muspida Aceh Singkil di Masjid Baitul Qudus Kuala Baru terkait rencana pembangunan jalan ini, Jumat (31/7).
Sebelum melakukan dialog dengan masyarakat, Kaban meninjau Suak Mirah salah satu lokasi Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang terkena rencana pembangunan jalan menuju Buluhseuma dari Kuala Baru, bersama Gubernur NAD, Irwandi Yusuf, Bupati Aceh Singkil, H. Makmursyah Putra, pimpinan DPRK Aceh Singkil dan sejumlah pejabat kabupaten dan Provinsi Aceh. Kemudian salat Jumat bersama, MS Kaban sebagai khatib di Masjid Baitul Qudus.
Menhut menegaskan, pembangunan jalan Singkil- Kuala Baru-Buluhseuma tidak dapat ditawar-tawaar lagi. Semua pihak yang terlihat diminta mempunyai komitmen kuat untuk segera melakukan pembangunan jalan dimaksud. Pembangunan jalan tersebut tidak lagi hanya sekedar wacana yang tidak jelas tapi harus segera dilaksanakan.
Mendukung
Disebutkan, pembangunan jalan tersebut harus bermutu. Terkait dengan pembangunan jembatan untuk menghubungkan Kampung Kilangan Singkil kewilayah Kecamatan Kuala Baru menyeberangi Sungai Singkil yang panjangnya sekitar 360 meter lebih pihak pemerintah setempat diminta segera mengajukan ke Menteri PU. Sebagai menteri, Kaban akan memberikan dukungan sehingga pembangunan jembatan yang memerlukan dana besar itu dapat di alirkan ke Aceh Singkil.
Untuk jembatan ini, Menhut memberikan perbandingan di wilayah Kalimantan, Palembang dan Sumatera Barat yang mempunyai badan jembatan panjang-panjang.
Ditambahkan, di kawasan Pantai Kuala Baru sangat subur sehingga layak ditanami berbagai pohon penghijauan. Dia menawarkan pohon nyemplung yang dikenal di Aceh sebagai bunut. Pohon ini mempunyai umur hingga ratusan tahun dan handal sebagai sumber BBM yang lebih baik dibandingkan dengan pohon jarak.
Masyarakat Kuala Baru menyampaikan komitmen mereka untuk perlindungan, pelestarian dan pengawasan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dan Kawasan Margasatwa Rawa Singkil yang berada di Kuala Baru dalam rangka peningkatan jalan Singkil-Kuala Baru-Buluhseuma. Komitmen ini disampaikan sebagai pakta integritas yang ditanda tangani oleh seluruh kepala desa, mukim, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat.
Tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRK Aceh Singkil, Ustad Alauddin M. Aun menyatakan keinginan masyarakat pembangunan jalan dimaksud untuk kemajuan mereka. Sehingga pembangunan dapat mereka nikmati dengan baik apabila transportasi lancar ke kecamatan ini.
Dijelaskan, wacana pembangunan jalan trace Kuala Baru- Buluhseuma bukan hal baru, bahkan sudah dimulai pembangunan pada masa Aceh dipimpin Gubernur Muzakkir Walad tahun 1976. kemudian diteruskan oleh beberapa bupati di Kabupaten Aceh Selatan hingga masa kepemimpinan bupati Sari Subki. Komitmen menjaga hutan di kecamatan ini menurutnya merupakan komitmen kuat karena masyarakatnya memang mayoritas nelayan.
Hanya saja dibutuhkan peningkatan ekonomi masyarakat yang diharapkan dapat diperoleh dengan pembangunan jalan itu.(sjp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar